Nasional, Rilis Pers
10/9/2011 | 11 Shawwal 1432 H | Hits: 2.514
Oleh: Tim dakwatuna.com
dakwatuna.com – Menanggapi
pemberitaan media massa dan jaringan media sosial tentang Aisha Wardhana
belakangan ini, Aksi Cepat Tanggap (ACT) perlu menyampaikan sejumlah
klarifikasi berikut ini:
1. ACT pertama kali berkomunikasi dengan Aisha Wardhana melalui twitter, pada pekan-pekan pertama pasca meletusnya Gunung Merapi, 26 Oktober 2010. Ketika itu, yang bersangkutan menggunakan akun twitter @aishawardhana. Dengan akun twitter itu, yang bersangkutan banyak membantu kampanye program-program ACT melalui twitter.
Selama berkomunikasi melalui twitter, admin akun
@ACTforhumanity mengamati, yang bersangkutan sering dipanggil “dok” dan
“dokter” oleh teman-temannya.
2. Person yang dikenal ACT melalui
twitter sebagai “dr. Aisha Wardhana” ini tak pernah terlibat dalam aksi
kerelawanan dan kemanusiaan ACT sampai pada 13 Juli 2011. Ketika itu,
yang bersangkutan memention @ACTforhumanity dan @palangmerah tentang
adanya sejumlah TKI yang menderita sakit, dalam perjalanan dengan kapal
laut menuju Tanjung Priok setelah dipulangkan paksa dari Malaysia. Yang
bersangkutan menanyakan apakah @ACTforhumanity dan @palangmerah bisa
membantu para TKI tersebut.
Lalu ACT merespons dengan mengirimkan
ambulans, perawat dan obat-obatan yang kemudian melayani para TKI di
unit kesehatan di Pelabuhan Tanjung Priok bersama-sama tim medis lain
dari panitia penjemputan TKI. Itulah satu-satunya keterlibatan Aisha
(Caroline) dalam aksi kemanusiaan ACT.
3. Terkait misi kemanusiaan
ACT di Somalia, dr Aisha alias Caroline menawarkan diri untuk menjadi
bagian dari ACTion Team for Somalia. Lalu ACT meminta yang bersangkutan
memenuhi kelengkapan administratif yang diperlukan dan menjadi standar
ACT. Yang bersangkutan menyanggupi. Ternyata, yang bersangkutan sehari
sebelum keberangkatan tidak memenuhi persyaratan dan bahkan menyatakan
belum bersedia diberangkatkan oleh tim ACT dengan alasan akan menikah.
Lalu ACT mengupayakan penggantinya.
Jadi, ACT pada tahap pertama
pemberangkatan tim tanggal 20 Agustus 2011 pukul 00.40 WIB yang terdiri
atas Imam Akbari (Team Leader), Andhika Purbo Swasono (Logistik), dr.
Adji Suranto SpA (medis) dan dr. Nahdlatul Ulami (medis), sama sekali
tidak menyertakan yang bersangkutan.
ACT memiliki standar dokumen
dan aspek legal yang diperlukan dalam setiap misi kemanusiaan di luar
negeri . Seluruh anggota tim yang diberangkatkan resmi oleh ACT dibekali
dengan dokumen resmi termasuk paspor, visa, surat tugas, izin Kemenlu,
izin keluarga dan lain-lain. ACT juga menyiapkan asuransi bagi seluruh
anggota tim.
4. Tanpa sepengetahuan resmi ACT, yang bersangkutan
memberi kabar via BBM bahwa dirinya dalam perjalanan menuju ke Somalia
melalui Qatar untuk misi yang berbeda dengan ACT. Jadi, yang
bersangkutan menyatakan tidak di bawah koordinasi ACT.
Sampai
selanjutnya ACT menerima kabar dari twitter tentang hilangnya
@aishawardhana yang dimention ke ACT dan dikaitkan dengan misi
kemanusiaan ACT di Somalia. Atas informasi media sosial tersebut, ACT
merespons bahwa Aisha memang pernah mengikuti kegiatan aksi kemanusiaan
ACT di dalam negeri, tetapi sama sekali tidak terkait dengan misi
kemanusiaan ACT ke Somalia.
5. Dengan ini, ACT menyampaikan klarifikasi sebagai berikut:
a.
Aisha Wardhana alias Caroline Ruhning Tyas Sasanti bukanlah relawan
yang resmi terdaftar di ACT. ACT memiliki standar administrasi
rekruitmen relawan. Relawan bukanlah karyawan yang memiliki keterikatan
formal.
b. Publik mempersepsikan Aisha dengan ACT salah satunya
karena avatar (profile picture) @aishawardhana menggunakan gambar
promosi Food for Somalia dari ACT.
c. Dengan kasus ini,
sesungguhnya pihak ACT justru yang PALING DIRUGIKAN. Sebab, konsentrasi
ACT menangani bencana kelaparan di Somalia dengan membawa nama bangsa
Indonesia, menjadi sangat terganggu.
d. Kami berharap semua pihak
jernih melihat persoalan ini dan kembali kepada substansinya untuk
bersama-sama mendukung misi kemanusiaan dengan sebaik-baiknya agar
bangsa Indonesia menjadi subjek solusi persoalan kemanusiaan di Somalia.
Sehingga, nama bangsa Indonesia ikut harum di mata dunia.
6.
Mengingat betapa besarnya kerja kami dalam misi mulia ini, kami berusaha
untuk tidak terlampau terpengaruh oleh isu ini, meski kami sadar bahwa
posisi kami sangat dirugikan. Sebab, yang muncul di media bukanlah
informasi tentang aktivitas kemanusiaan tim kami di Somalia.
Ciputat, 9 September 2011
Presiden ACT
Ahyudin
0 komentar:
Posting Komentar