Oleh Rochmad Fitriana
JAKARTA: Badan Nasional Penanggulangan Bencana menyatakan banjir
susulan merendam dua kecamatan di Kabupaten Parigi Mountong, Sulawesi
Tengah.Kedua kota kecamatan itu adalah Desa Tinombala Kecamatan Ongka dan
Desa Ogoalas di Kecamatan Mepenga. Banjir susulan itu terjadi pada
Kamis, 19 April 2012, sekitar pukul 05.00 WITA.Pada 15 April 2012, menurut Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), juga terjadi banjir di daerah yang sama.
“Banjir menimbulkan korban satu orang meninggal dunia, karena
terseret arus sungai dan pengungsi berjumlah 20 KK [kepala kerluarga],”
ujarnya pada hari ini, Jumat, 20 April 2012.
Untuk kerugian materiil, lanjutnya, meliputi tiga rumah hanyut, 36 rumah rusak berat, dan 17 rumah rusak ringan.
Banjir tersebut juga menggenangi 242 unit rumah, 125 hektare perkebunan dan 150 hektare sawah.
“Ada juga kerusakan lain, yakni sekitar 1 km saluran irigasi rusak dan 3 km jalan rusak,” ungkap Sutopo.
Sementara itu, pemerintah daerah setempat menetapkan masa tanggap darurat pada 15-29 April 2012.
Hingga saat ini, Badan Penanggulangan Bencana Daerah masih melakukan penanganan darurat dan pendataan di lokasi bencana. (spr)
NUSANTARA - SULTENG
Kamis, 19 April 2012 , 20:06:00
|
JAKARTA - Banjir kembali
merendam dua kecamatan di Kabupaten Parigi Mountong, Sulawesi Tengah,
Kamis (19/4) sekitar pukul 05.00 Wita. Sebelumnya juga terjadi banjir
pada 15 April lalu 2012 lalu.
Daerah yang dilanda banjir diantaranya Desa Tinombala Kec. Ongka dan Desa Ogoalas Kec. Mepenga. Banjir kali ini menimbulkan korban jiwa satu orang tewas.
"Banjir menimbulkan satu orang meninggal dunia karena terseret arus sungai dan ada pengungsi sebanyak 20 KK," kata Sutopo Purwo Nugroho, Bidang Analisis Data dan Informasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Kamis (19/4).
Data BNPN, kerugian materil akibat bencana meliputi 3 rumah hanyut, 36 rumah rusak berat, dan 17 rumah rusak ringan. Banjir menggenangi 242 unit rumah, 125 ha perkebunan dan 150 ha sawah. Kerusakan lain 1 km saluran irigasi rusak dan 3 km jalan rusak.
"Pemerintah Daerah telah menetapkan masa tanggap tarurat sejak tanggal 15 April sampai dengan 29 April 2012. Masyarakat yang jadi korban dievakuasi masyarakat ke kantor Kecamatan," jelas Sutopo.
Hingga kini BPBD masih melakukan penanganan darurat dan pendataan di lokasi bencana. Posko tanggap darurat telah didirikan dan BPBD bersama Dinas Sosial, Dinas PU, Dinas Kesehatan, TNI, Polri dan lainnya melakukan penanganan darurat.
"Kebutuhan mendesak yang dibutuhkan korban saat ini adalah makanan siap saji, selimut dan Family kid," tambahnya.(Fat/jpnn)
Daerah yang dilanda banjir diantaranya Desa Tinombala Kec. Ongka dan Desa Ogoalas Kec. Mepenga. Banjir kali ini menimbulkan korban jiwa satu orang tewas.
"Banjir menimbulkan satu orang meninggal dunia karena terseret arus sungai dan ada pengungsi sebanyak 20 KK," kata Sutopo Purwo Nugroho, Bidang Analisis Data dan Informasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Kamis (19/4).
Data BNPN, kerugian materil akibat bencana meliputi 3 rumah hanyut, 36 rumah rusak berat, dan 17 rumah rusak ringan. Banjir menggenangi 242 unit rumah, 125 ha perkebunan dan 150 ha sawah. Kerusakan lain 1 km saluran irigasi rusak dan 3 km jalan rusak.
"Pemerintah Daerah telah menetapkan masa tanggap tarurat sejak tanggal 15 April sampai dengan 29 April 2012. Masyarakat yang jadi korban dievakuasi masyarakat ke kantor Kecamatan," jelas Sutopo.
Hingga kini BPBD masih melakukan penanganan darurat dan pendataan di lokasi bencana. Posko tanggap darurat telah didirikan dan BPBD bersama Dinas Sosial, Dinas PU, Dinas Kesehatan, TNI, Polri dan lainnya melakukan penanganan darurat.
"Kebutuhan mendesak yang dibutuhkan korban saat ini adalah makanan siap saji, selimut dan Family kid," tambahnya.(Fat/jpnn)
Akibat banjir yang melanda Desa Kantangan, Kecamatan Bokat, Kabupaten Buol, Sulawesi Tengah, satu orang meninggal dunia.
Hujan selama empat hari belakangan itu membuat 21 desa di enam kecamatan di Kabupaten Buol, Sulawesi Tengah, terendam banjir setinggi 1,5 meter. Informasi yang diperoleh Rabu (30/1) hari ini menyebutkan, di Kecamatan Bokat ada empat desa yang terendam, yakni Desa Bungkudu, Negeri Lama, Kantanan dan Tayadun. Serta enam desa di Kecamatan Bukal, yakni Desa Biau, Diat, Unone, Mopu, Modo I dan Modo II. Banjir tersebut diduga sebagai akibat dari pembabatan hutan secara serampangan di beberapa wilayah hutan yang vital. Pemicu lain terjadinya banjir adalah banyaknya masyarakat yang membuka tempat-tempat penggergajian liar di sekitar hutan, diduga ada beberapa pengusaha yang mendanai pembelian peralatan untuk menebang kayu.e(EF)Sumber:http://www.arthagrahapeduli.org |
0 komentar:
Posting Komentar