Pages

silahkan cari isi blog di sini

Senin, 09 September 2013

Sungai Tercemar Tambang, Warga Podi Enggan Mandikan Jenaza



PDFPrintE-mail
YMP News, Palu - Peristiwa ini benar-benar menyentuh hati. Berdasarkan informasi dari pemerintah Desa Podi kepada Aliansi Rakyat Peduli Lingkungan, sejumlah warga enggan memandikan jenazah kerabatnya yang meninggal dunia. Kekhawatiran pihak keluarga muncul, karena adanya kejadian massal berupa gatal-gatal yang menimpa 60 orang warga dalam kurun sepekan terakhir. Gatal-gatal yang melanda warga setempat diyakini bermula dari Sungai Kave Kai. Bagaimanapun juga, Sungai Kave Kai satu-satunya sumber air yang digunakan oleh warga setempat selama ini.
Namun, setelah PT. Arthaindo Jaya Abadi (AJA) mulai menggali dan menambang untuk aktivitas penyelidikan umum biji besi dan nikel pada April 2012, situasi di Podi mulai berubah. Hutan dibuka dan pohon-pohon ditumbangkan, menyisakan lahan gundul. Tanah dibongkar dan digali, menyisakan lubang besar yang berkubang. Sisa penggalian yang berisi material tanah dengan keasaman tinggi, dibuang ke sungai. Air sungai pun tercemar dan berubah.

Upaya warga setempat untuk melarang dan memprotes pencemaran itu, tidak digubris oleh pihak perusahaan. Perusahaan terus melakukan aktivitasnya, sekalipun areal yang mereka gali tersebut adalah kawasan hutan. Berdasarkan pengakuan Dinas Kehutanan Sulawesi Tengah, 90% dari areal yang diberikan oleh Bupati kepada pihak perusahaan adalah kawasan hutan. Tidak ada izin pinjam pakai kawasan dan izin pelepasan kawasan dari Menteri Kehutanan. Namun, perusahaan terus menggali dan membongkar hutan. Bahkan, ketika Polda Sulteng telah memasang tanda Police Line, perusahaan tetap ngotot beraktivitas. Bahkan warga yang memasang pagar  untuk mendukung Police Line Polda, justru dilaporkan ke Polsek Tojo Una-Una sebagai penyerobot lahan.

Kini dampak buruk telah dirasakan warga setelah setahun lebih perusahaan beroperasi. Warga secara massal mengalami gatal-gatal, ditandai dengan bentol-bentol di bahagian kulit. Warga percaya bahwa ini akumulasi dari penggunaan air Sungai Kave Kai untuk kebutuhan domestik. Karena, sebelum perusahaan beroperasi, Sungai Kave Kai tetap terjaga kondisinya. Kejadian massal tersebut juga berdampak kepada peristiwa sosial lainnya. 

Kejadiannya terjadi dua hari silam, ketika salah seorang warga Podi meninggal. Ketika jenazah hendak dimandikan, pihak keluarga menolak memandikan jenazah kerabatnya jika tetap menggunakan air Sungai Kave Kai. Mereka khawatir jenazah akan mengalami kerusakan jika air sungai yang digunakan. Dengan sangat terpaksa, pihak keluarga mengangkut jenazah menuju desa sebelah untuk dimandikan. Walaupun harus berjalan jauh sekitar 1 Km, namun mereka tak punya pilihan lain.

Rencananya, pada hari ini, Senin tanggal 9 September, warga yang gatal-gatal akan memeriksakan diri di Puskesmas terdekat. Untuk memperoleh perawatan medis dan bukti visum atas kejadian yang menimpa mereka. Aliansi Rakyat Peduli Lingkungan akan mendampingi warga dalam pemeriksaan tersebut. Agar hasil pemeriksaan tidak direkayasa oleh pihak tertentu.*[Azmi]


Ditulis Oleh : C.U (Cari Urusan) ~ Deskripsi Blog Anda

Artikel Sungai Tercemar Tambang, Warga Podi Enggan Mandikan Jenaza ini diposting oleh C.U (Cari Urusan) pada hari Senin, 09 September 2013. Terimakasih atas kunjungan Anda serta kesediaan Anda membaca artikel ini. Kritik dan saran dapat anda sampaikan melalui kotak komentar.

:: Get this widget ! ::

0 komentar:

Posting Komentar